Family Fun Day, Galang Dana untuk Korban Bencana di Palu

Keprihatinan akan kondisi pasca gempa di Palu benar – benar diwujudkan dalam tindakan nyata. Segenap warga Indonesia yg tergabung dalam dua organisasi, yaitu PPI Aberdeen yang berisikan mahasiswa serta TISS (The Indonesian Scorland Society) yang beranggotakan non mahasiswa. Kegiatan galang dana masih terus diupayakan demi membantu meringankan beban saudara sebangsa yang tengah berjuang memulihkan kondisi pasca gempa. Dimana dalam situasi seperti ini, justru bantuan sangat dibutuhkan.

Melalui kegiatan keagamaan seperti pengajian dan penjualan makanan khas Indonesia di halaman masjid akhir pekan maupun hari Jumat, dimana masjid ramai pendatang untuk melakukan shalat jumat berjamaah ataupun kegiatan sekolah islam.

Tidak hanya itu, pada tanggal 17 november, PPI Aberdeen dan TISS menyelenggarakan puncak kegiatan amal dengan mengadakan kegiatan bertajuk Family Fun Day. Dengan persiapan yang singkat sekitar tiga minggu saja, acara yang bertempat di International School of Aberdeen berjalan dengan luar biasa meriah. Acara ini menampilkan berbagai macam seni kebudayaan baik dari Indonesia, local Scotland, dan Cina.

Sebelum dibuka untuk umum, acara dimulai dengan kegiatan “winter is coming” berupa penyambutan mahasiswa baru sekaligus perkenalan dengan TISS dan hubungannya dengan PPI Aberdeen. Dari pihak mahasiswa diwakili oleh M. Yunan Fahmi selaku ketua PPI dan warga disampaikan oleh Pak Lesmana Djaya Pertapa atau yang biasa dipanggil dengan Mas Mono.

Selanjutnya acara secara resmi dibuka dengan permainan BackPipe, alat music tradisional yang dibawakan oleh Charlotte, seorang student yang sudah piawai memainkan alat tersebut di berbagai kegiatan lain. Penampilan Charlotte disambung dengan tampilan Indo- Aberdeen homeband yang beranggotakan mahasiswa dan warga Indonesia di Aberdeen. Dua lagu berjudul Kangen-Dewa 19 dan Yellow-Coldplay dilantunkan dengan syahdu. Tak hanya Home band Indonesia, Artis local bernama Sam Geddes pun turut menyumbangkan suara. Diantara para tampilan Backpipe dan Homeband, tari Ratoh Djaore khas Aceh menghiasi panggung. Tari ini berhasil menyihir para penonton dengan rancaknya gerakan tari yang membutuhkan konsentrasi tinggi.

OLYMPUS DIGITAL CAMERA

Selain tampilan local khas Indonesia dan Scotland, beberapa martial art seperti Judo dan Kungfu khas negeri tiongkok turut memeriahkan acara. Sebuah klub olah raga bernama Ultimate Judo membawa serombongan anggotanya dari yang termuda hingga senior demi menyuguhkan beberapa gerakan Judo. Selanjutnya, para penonton disuguhi demonstrasi Kungfu, baik dengan tangan kosong maupun senjata seperti pedang dan tombak. Atraksi semakin meriah dengan adanya Barongsai yang menari meliuk – liuk ditengah ruangan.

Diseberang panggung, terdapat lapak bazar yang selalu ramai dikerubuti pengunjung. Seperti biasa, makanan Indonesia selalu membawa daya tarik tersendiri bagi masyarakat lokal. Pada event kali ini pun, dibuka bazaar yang menjual makanan khas Indonesia dari berbagai daerah. Nasi Padang yang lengkap terdri atas rendang, gulai ikan, ayam kalio, balado, dendeng dan berbagai sayur yang biasa terdapat di rumah makan padang lengkap dihadirkan dalam satu meja, ditemani oleh berbagai keripik khas seperti keripik pisang, tempe dan ikan asin. Meja – meja lain tak kalah menarik dengan disajikannya berbagai makanan dari derah lain seperti sate ayam, ikan woku, otak –otak, dll.

Ujung bazaar ditutup dengan dua meja non makanan, yang pertama adalah meja face painting dan temporary tattoo. Meja ini ramai dipenuhi anak – anak yang ingin menggambar wajah dengan karakter – karakter lucu seperti berbagai hewan, maupun karakter superhero seperti hulk, spiderman, dan superman. Sedangkan sebuah meja terakhir diisi meja charity yang berisi barang – barang bekas yang hasil penjualannya disumbangkan seluruhnya . Barang – barang yang dijual beragam dari baju, sepatu, mainan anak – anak, hingga barang – barang dekorasi rumah tangga.

Disudut paling kanan gedung olaraga dipenuhi dengan ceria ceria anak – anak, memang sudut ini ditata sedemikian agar menjadi ajang bermain bagi anak – anak. Berbagai permainan telah disediakan yang diharapkan membawa keceriaan dan kebahagiaan seperti bounching castle dan sumo suit. Uniknya, sumo suit ini tak hanya diminanti oleh anak – anak, banyak para dewasa yang mencoba memakai sumo suit dan bertarung layaknya para sumo dijepang. Baju sumo yang besar dan berat membawa tantangan dan tentu saja kelucuan tersendiri.

Acara ditutup dengan lagu poco – poco yang didiikuti dengan flashmob oleh para penonton. Terlihat wajah – wajah ceria namun sedikit kebingungan untuk menirukan gerakan poco-poco. Gelak – tawa mengiri penutupan acara ini.

Penutupan acara ini sekaligus menandai ditutupnya seluruh kegiatan galang dana untuk korban di Palu dan sekitarnyat. Tercatat sejumlah £ 8796.16 atau sekitar 160 juta rupiah. Dana ini telah disalurkan melalui lembaga Human Initiative. Semoga bantuan ini dapat meringankan beban saudara – saudara kita di Palu, yang sedang bangkit melawan pilu.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s